Artikel
Bincang Inspiratif "Mengelola Stress di Era Dgital"
- Di Publikasikan Pada: 19 Dec 2023
- Oleh: Admin
- 1396
Saat ini kemajuan teknologi sangat berpengaruh pada semua aktifitas manusia termasuk pada semua kegiatan belajar dan perilaku kerja di semua sektor. Kondisi ini mendorong semua peran merasakan kehadiran teknologi menjadi kebutuhan penting untuk memperlancar dan bahkan menjadi salah satu Solusi di dunia kerja untuk percepatan penyelesaian kerja hingga lebih efektif dan efisien. Era digital saat ini telah menjadi salah satu tantangan perubahan perilaku agar setiap peran dituntut meningkatkan kompetensi digital baik itu sebagai siswa, guru dan karyawan atau pengusahan serta semua masyarakat yang membutuhkan informasi dengan cepat.
Tuntutan atas kemajuan teknologi di sisi lain juga berdampak terhadap tekanan-tekanan agar kita segera beradaptasi dan mengikuti hal-hal baru yang bahkan belum pernah kita perkirakan sebelumnya. Kondisi ini bila berkelanjutan akan dapat menyebabkan stress dan mengganggu aktifitas baik secara fisik dan mental. Salah satu riset dari Pew Research Center menyatakan bahwa 58% pekerja merasa bahwa teknologi telah mengaburkan batas antara waktu kerja dan waktu pribadi. Pengaburan ini dapat mengakibatkan perasaan "selalu terhubung" yang dapat memengaruhi keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Bila dahulu hanya mengenal jam kerja pada pagi hingga sore maka saat ini 24 jam dan kapan saja bisa mendapat informasi dan penugasan. Hal ini menjadi tantangan dan pilihan untuk mengikuti transformasi teknologi untuk efektif dan efisien serta memenangkan kompetitif di dunia kerja atau tergerus dan tertinggal.
Pilihan bertransformasi teknologi di era digital dapat menjadikan pemicu stress bila tidak ambil bagian ikut serta dan sebaliknya bila mengikuti kecepatan peralihan teknologi yang tidak diimbangi dengan kemampuan dan ketrampilan juga menimbulkan stress. Oleh karena itu penting bagi setiap orang memiliki ketrampilan manajemen stres (stress management) saat menghadapi stres atau hal yang beresiko/potensial menjadi penyebab stres. Jika tidak mampu ‘memanage’/ mengelola, stress tentu akan membawa dampak negatif pada kesehatan fisik, kesehatan mental hingga emosional. Tingkat Stress yang cukup tinggi bisa menjadi pengganggu keseimbangan kesehatan fisik,mental,dan emosional setiap orang. Stress membuat orang terhambat/ tidak mampu berpikir jernih terutama fungsi eksekutif (problem solving/ penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan) sering terhambat. Stress juga menjadikan orang kurang mampu memberi makna pada aktifitas di sekitarnya dan cenderung monoton atau banyak mengeluh/ complain sehingga terkesan tidak menikmati hidup. Tujuan manajemen stres ialah menjaga keseimbangan hidup agar orang tetap dapat membangun hubungan yang sehat di tempat kerja, di keluarga, dengan pasangan, lingkungan sosial.
Beberapa tanda stress mulai terjadi di dalam diri kita adalah :
- Banyak makan atau malas makan atau sengaja tidakmakan
- Merokok , mencoba merokok/ tanpa alasan yang jelas.
- Minum (alkohol atau minuman lain secara berlebihan), mengkonsumsi obat terlarang.
- Menyendiri/ menghindari orang-orang di lingkungan.
- Tidur, membuang waktu untuk banyak istirahat.
- Menunda/ menghindari pekerjaan bahkan sampai malas bekerja
- Melampiaskan kepada pihak lain yang tidak relevan (marahpada orang yang tidak bersalah/ tidak jelas, memecahbenda, melakukan kekerasan, dll).
Tips untuk mengelola stress agar tetap sehat mental adalah :
- Kenali gejala stress dan terima kondisi diri : gejalan stress yang terus menerus selama 1-2 minggu adalah tanda untuk segera mendapat pertolongan.
- Hindari stress yang tidak perlu : buatlah skala prioritas dan jadwal kegiatan yang sesuai dengan kondisi diri. Hindari orang-orang / topik yang menjadi pemicu stress.
- Mengubah stressor menjadi manfaat : jadikan motivasi dan berkreasi jika mendapati kondisi penyebab stress.
- Adaptasi dengan penyebab stress : bila gagal menghindari penyebab stress maka harus menerima dan memaklumi dari penyebab stress tersebut. Terkadang penyebab stress dapat bersumber dari sikap kita yang perfeksionis atau lekas panik sehingga menjadi sumber stress.
- Meluangkan waktu untuk hobi atau hal-hal yang
menyenangkan.